Mimpi, Salah satu keinginan dimana setiap orang mempunyai angan-angan berkehidupan yang layak dari masa ke masa. Namun tidak jarang ditemukan banyak orang yang masih belum bisa beradaptasi dengan perubahan perubahan zaman di era sekarang ini. Kebutuhan Sandang, Pangan dan Papan menjadi landasan utama untuk berlangsunya kehidupan.
Setelah pasca covid-19
yang telah berlalu pada tahun 2019-2021 kegiatan ekomoni menjadi lumpuh total
karena adanya pembatasan kerumunan yang dilakukan oleh pemerintah yang
bertujuan untuk menghindari terjangkitnya virus corona yang mematikan. Dari situlah
ekomoni berpengaruh besar dampaknya bagi masyarakat, bagi para pengusaha banyak
bangkrut gulung tikar sungguh menyakitkan kejadian waktu itu banyak orang yang
mengalami kemunduran dalam kegiatan ekonomi.
Pada awal tahun 2022
mulai ada perbuhan sedikit demi sedikit seperti halnya salah satu contoh kegiatan
di Pasasr Tasik Cideng yang di Kelola oleh Koperasi Surya Alga Amanah (SAA)
yang dipimpin Oleh H. Heru AF Nuryaman dan Koperasi Mitra Pasar Tasik (KMPT) yang
dipimpin oleh H. Dodi Heryana, SH., MH yang berada di Jakarta yang
berjualan aneka ragam pakaian dari mulai pakaian wanita (gamis/stelan) dan juga
baju koko banyak ditemukan disana. Namun kenyataan sekarang persaingan di dunia
pasar semakin menggila antara pasar domestic dengan pasasr online yang berbasis
digital, dan pada akhirnya yang berinovasi terus dan mengikuti zaman akan tetap
bertahan dan yang tidak menyesuaikan akan ketinggal dan diambang kebangkrutan,
yang diharapkan bisa menyesuaikan dengan zaman meski dengan modal sedikit
banyak para pedagang yang dibarengi dengan pasar digital menggunakan media
sosial seperti Tiktok, Facebook, Instagram, Twiter dan lainnya, Zaman 4.0 salah
satu tantangan dimana platform digital melalui smartphone yang hampir semua
menggunakan android dan tentunya fasilitas dan aplikasi telah tersedia.
Menurut Kanselir
Jerman yaitu Angela Merkel pada tahun 2014 yang menyatakan arti dari
revolusi industri 4.0 sebagai sebuah transformasi komprehensif dari
segala aspek produksi yang terjadi di dunia industri melalui penggabungan
antara teknologi digital serta internet dengan industri konvensional. (Sep 17.2022)
Jika membaca pengertian
menurut para ahli diatas, sudah jelas tinggal bagaimana caranya bisa memanfaatkan
teknologi tepat guna untuk bisa tetap bertahan dalam berusaha khususnya para
pedagang baju busana muslim, bahkan banyak ditemukan pedagang-pedagang kecil seperti
makanan minimal sudah memanfaatkan android dengan system bayar COD.
Berbicara tentang Handphone/Smartphone
berdasarkan hasil survei yang di lakukan pada tahun 2023 hampir 73 juta
pengguna dari 277 juta jiwa menurut Worldometer Indonesia
yang menggunakan Samrtphone dan menempati urutan ke-6 di dunia per tanggal 8
agustus tahun 2023. Perubahan-perubahan di dunia Industri memang tidak bisa di bendung,
persaingan Global Market sudah merajalela sampai peloksok desa.
Nah sekarang era 4.0
sebentar lagi akan menuju Society 5.0 yang menurut ahli yaitu Society 5.0 adalah sebuah konsep masyarakat yang diusulkan Jepang dengan
berpusat kepada manusia untuk menyeimbangkan solusi atas permasalahan sosial
dan kemajuan ekonomi melalui sistem integrasi antara dunia maya dan fisik
Pasar domestik pada zaman serba digital memiliki berbagai kelebihan, tetapi juga beberapa kelemahan. Berikut adalah beberapa kelemahan pasar domestik pada era digital menurut para ahli:
Tingkat Persaingan yang Tinggi:
Menurut Michael Porter, tingkat persaingan dapat meningkat secara signifikan dalam pasar digital. Adanya platform online dan penetrasi internet yang tinggi memungkinkan pelaku usaha bersaing secara global, sehingga membuat pasar domestik menjadi lebih kompetitif.
Rentan terhadap Perubahan Teknologi:
Pasar domestik pada era digital rentan terhadap perubahan teknologi. Perkembangan teknologi dengan cepat dapat membuat produk atau layanan yang ada menjadi usang, sehingga perusahaan harus beradaptasi secara kontinu untuk tetap relevan.
Tingginya Risiko Keamanan dan Privasi:
Perkembangan teknologi digital juga membawa risiko tinggi terkait dengan keamanan dan privasi. Menurut ahli keamanan informasi, pasar domestik dihadapkan pada risiko kebocoran data, serangan siber, dan masalah privasi yang dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen.
Terbatasnya Akses bagi Bisnis Kecil:
Bisnis kecil mungkin mengalami kesulitan untuk bersaing di pasar digital yang sering didominasi oleh perusahaan besar. Para ahli ekonomi menunjukkan bahwa terbatasnya akses dan sumber daya dapat menjadi hambatan bagi pertumbuhan bisnis kecil.
Rendahnya Kepercayaan Konsumen:
Meskipun keamanan dan privasi menjadi isu utama, para ahli pemasaran digital menyoroti bahwa rendahnya kepercayaan konsumen terhadap pembelian online atau penggunaan layanan digital dapat menjadi kelemahan. Kekhawatiran terhadap penipuan atau ketidakamanan dapat menghambat pertumbuhan pasar.
Tidak Meratanya Akses Internet:
Salah satu kelemahan yang sering dibahas adalah ketidakmerataan akses internet di beberapa wilayah. Pasar domestik yang tidak merata dalam hal konektivitas internet dapat membuat sebagian masyarakat atau bisnis kesulitan untuk memanfaatkan peluang digital.
Ketergantungan pada Platform Tertentu:
Ketergantungan pada platform digital tertentu, seperti marketplace online atau media sosial, dapat menjadi kelemahan. Ketika perusahaan atau individu terlalu bergantung pada platform tersebut, mereka dapat rentan terhadap perubahan aturan atau kebijakan platform tersebut.
Hambatan Regulasi dan Hukum:
Para ahli hukum dan regulasi menyoroti bahwa pasar domestik digital mungkin dihadapkan pada hambatan regulasi dan hukum yang dapat mempengaruhi operasional bisnis. Perubahan regulasi atau kebijakan pemerintah dapat memiliki dampak signifikan pada strategi bisnis.
Perubahan ke digitalisasi membawa berbagai keuntungan, tetapi juga menimbulkan sejumlah tantangan dan kelemahan. Pengusaha dan pemangku kepentingan di pasar domestik perlu memahami dan mengatasi kendala-kendala ini untuk memanfaatkan potensi pasar digital secara maksimal.
Manusia super cerdas
inilah yang bisa bertahan, lalu bagaimana dengan kita? Pertanyaan yang mungkin
sedikit menggelitik hati.
Belajar terus menerus,
tekun, ulet dan kerja keras. dan harus mampu beradaptasi dengan teknologi untuk
dapat bisa Meraih Mimpi Di Zaman Serba Digital.
Salam sejahtera bagi kita
semua, Semoga Doa-doa kita di kabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar